welcome to arisca's blog
  • View 1.1
  • View 1.2
  • View 1.3
Kamu bisa memasukkan script
Kamu bisa memasukkan image
Kamu bisa memasukkan numbered list/bullent list/
Apalagi memasukkan teks atau link jelas bisa/
View 3.1
View 3.2
View 3.3

Rabu, 03 November 2010

USAHA BELALANG

USAHA PENGOLAHAN BELALANG




Belalang goren
       Bagi  masyarakat Wonosari dan Gunungkidul Yogyakarta pada umumnya, belalang kayu bukanlah hama. Serangga itu justru biasa dimasak untuk lauk makan sehari-hari. Kawasan Gunungkidul yang selama ini yang secara geografis dikenal tandus dan gersang, ternyata memiliki sebuah aset yang sangat berharga yang bisa dimanfaatkan. Setiap harinya, di sepanjang jalan Jogja-Wonosari dan Semanu banyak ditemui penjaja belalang yang menjual makanan unik khas Gunungkidul tersebut. 
     Belalang itu direnteng/ disandhati (dalam jumlah banyak ditusuk menggunakan lidi panjang atau bambu). Dan dalam satu renteng bisa berisi belasan belalang.Belalang-belalang itu sendiri akan banyak ditemui pada pohon turi, ketela, jati, dan lain sebagainya. Pada musim kemarau, belalang kayu banyak ditemui pada pohon-pohon yang besar. Dengan pulut (dari getah buah nangka) atau lem tikus juga  memakai jaring belalang, maka belalang banyak ditangkap oleh masyarakat. Bahkan pada musim penghujan,  masyarakat sering mencari belalang di malam hari atau istilahnya nyuluh, bisa dengan tangan langsung,  belalang sudah bisa ditangkap.
Sebagian masyarakat daerah Gunungkidul menjadikan ‘berburu belalang’ sebagai mata pencaharian utama. Dengan modal galah, jaring, dan lem, para pemburu belalang mampu mendapatkan ratusan belalang dalam sehari. Dari hasil tersebut, rata-rata mereka mendapatkan pendapatan yang lumayan sebesar Rp.40.000,00 dalam seharinya.
      Yang menjadikan masyarakat menekuni berjualan belalang itu karena sistem pemasarannya juga tergolong mudah. Dengan bermodalkan sebatang bambu dan rangkaian sandhatan, belalang mereka jajakan di pinggir jalan raya, sehingga orang yang lewat di jalan tersebut akan secara langsung membelinya jika berminat.
       Dari segi gizi, berdasarkan penelitian kandungan protein dalam tepung Belalang Kayu (Melanoplus Cinereus) ternyata lebih besar dibanding dengan kandungan protein yang dimiliki Udang Windu. Kandungan protein belalang sekitar 62,2 persen, jadi suatu kandungan protein yang cukup tinggi dibandingkan dengan makanan lainnya. Hal tersebut bila dikelola dengan maksimal akan mengurangi kekurangan gizi khususnya protein.
       Pengolahan belalang untuk menjadi makanan yang siap saji tidaklah terlalu sulit, berikut tahap-tahapnya:
Direbus
1.    Tahap pertama belalang dimasukkan kedalam air panas atau direbus atau digodhog dahulu
2.    Kemudian setelah direbus, belalang dibersihkan dari kotorannya, dihilangkan sayap dan suthangnya, dipotong potong menjadi kepala , dada, suthang (kaki bergerigi), perut bagian bawah.

3.    Setelah itu di beri bumbu secukupnya atau sesuai dengan selera, bisa pedas, manis, asin dan sebagainya (bumbu yang digunakan cukup sederhana antara lain bawang putih, bawang merah, dan garam), atau boleh juga dikasih penyedap rasa.
Belalang goreng
4.    Kemudian digoreng sampai keras   (kriuk-kriuk )
5.    Setelah itu belalang bisa disajikan sebagai makanan khas Gunungkidul yang murah, lezat, bergizi.





MENGOLAH BELALANG MENJADI MIE


    BAHAN :
           Bahan utama pembuatan mie yaitu tepung terigu serta bahan tambahan lain seperti garam dapur, telur, minyak goreng dan natrium karbonat dapat dibeli dipasar atau toko terdekat. Cara membuatnya 2,5 kg belalang dibersihkan dari sayap dan kotorannya kemudian dicuci sampai bersih lalu dihaluskan dengan blender.
Mie belalang
           Kemudian masukkan 10 kg tepung terigu dan belalang yang sudah dihaluskan ke dalam mesin pengaduk dan ditambahkan 5 butir telur. Sambil diaduk tambahkan larutan garam dan soda sedikit demi sedikit hingga merata sampai menggumpal kemudian diamkan selama 5 menit. Adonan lalu dimasukkan dalam mesin pres dan dibuat pelembaran. Mie dicetak dengan mesin pencetak mie kemudian potong-potong kira-kira 30 cm dengan ditaburi tepung tapioka agar tidak lengket lalu digulung sebesar satu kepal tangan dan mie siap untuk diolah.
     
     CARA PENYAJIAN :
         Cara menyajikan mie belalang yaitu belalang yang telah dibersihkan dari sayap dan kotorannya dipotong-potong menjadi 3 bagian lalu cuci sampai bersih dan dibacem lalu digoreng. Ambil satu gulungan mie kemudian rebus dalam air yang mendidih. Setelah ditiriskan  campur dengan bumbu seperti mie ayam kemudian taburkan belalang bacem goreng diatasnya dan mie belalang siap disajikan dengan saos dan kecap.

sumber: google.com


Rabu, 22 September 2010

HEWAN HERBIVORA

Herbivora / Herbifora
Herbivora adalah jenis hewan yang memakan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti daun, kayu, biji, buah, bunga, dan lain sebagainya. Contoh Binatang herbivora adalah panda.
Panda 

Panda Besar, Ailuropoda melanoleuca ("Kaki-kucing hitam-putih") atau diringkas Panda, adalah seekor mamalia yang biasanya diklasifikasikan ke dalam keluarga beruang, Ursidae, yang hewan asli Tiongkok tengah. Panda Besar tinggal di wilayah pegunungan, seperti Sichuan dan Tibet. Pada setengah abad ke-20 terakhir, panda menjadi semacam lambang negara Tiongkok, dan sekarang ditampilkan pada uang emas negara tersebut.
Nama China-nya berarti "kucing-beruang," dan juga bisa dibaca dibalik tanpa mengubah arti. Ia dinamai panda di Barat karena mirip dengan Panda Merah, dan dulunya dikenal sebagai Beruang Belang (Ailuropus melanoleucus). Meskipun secara taksonomis ia adalah karnivora, makanannya seperti herbivora, sebagian besar tumbuh-tumbuhan, hampir hanya bambu saja. Secara teknis, seperti banyak hewan, panda adalah omnivora, karena diketahui mereka juga makan telur, dan juga serangga selain bambu. Kedua makanan ini adalah sumber protein yang diperlukan. Telinganya bergerak-gerak saat mereka mengunyah.
Panda Besar juga masih bersaudara dengan Panda Merah, tetapi mereka dinamai mirip sepertinya karena kebiasaan mereka memakan bambu. Sebelum hubungannya dengan Panda Merah ditemukan pada tahun 1901, Panda Besar dikenal sebagai beruang berwarna dua. Selama puluhan tahun, klasifikasi taksonomi panda yang tepat diperdebatkan karena baik Panda Besar maupun Panda Merah memiliki ciri-ciri seperti beruang dan rakun. Namun, pengujian genetika mengungkapkan bahwa Panda Besar adalah beruang sejati dan termasuk keluarga Ursidae. Saudara terdekatnya dalam keluarga beruang adalah Beruang Berakcamata di Amerika Selatan. Sekarang masih diperdebatkan apakah Panda Merah termasuk keluarga Ursidaea tau keluarga rakut, Procyonidae.
Panda Besar termasuk spesies terancam punah, terancam oleh kehilangan habitat dan tingkat kelahiran sangat rendah, baik di alam maupun di kandang. Sekitar 1.600 diyakini masih hidup di alam. Panda Besar adalah lambang World Wildlife Fund (WWF), organisasi pelestarian alam.